Welcome to iCa's Scratch. Happy reading! PLEASE REMEMBER: Act creatively, DON'T COPY and PASTE without the original author. Make creations with your own mind, it will be more appreciated than you steal people's work. Thanks♥

Sabtu, 19 April 2014

Lelaki yang Tak Sempat Kukenal

"Bila ada waktu bertemu, diam dari jauh aku pasti perhatikanmu. 
Bila ada waktu mengenal, akan kupanggil namamu sekuat cakar langit.
Bila ada waktu mengobrol, semoga obrolan kita tak akan menjadi obral aral."
- Lea Visca

Bertemu di tahun yang lalu. Kamu sedang bertugas di gereja dengan memakai baju misdinar. Kamu dan aku saling bertatap mata, namun aku hanya gugup tak mampu tersenyum. Angin darimana, aku menjadi kerap mencari sosok dirimu. Tampang jutek, dingin, pipi chubby dan tatapan matanya, astaga membuat leleh!
Setahun sudah, namun aku juga belum tahu siapa kamu sebenarnya. Aku sempat bertanya ke teman, kalau tak salah kamu berinisial "N", lantas apa semudah itu aku akan percaya? Aku ingin mengenalmu secara langsung. Rasanya konyol. Belum apa-apa kalian menjuluki jatuh cinta, padahal nama dirinya saja aku tak tahu. Pernah pula, karena terlalu penasaran, aku sampai harus mondar-mandir untuk tahu informasi tentangnya. Adalagi, bagaimana bisa dia menyakiti hingga tangis mengalir hanya karena aku ingin bertemu lagi dengannya? Semua rasa memuncak menjadi geregetan. Yah aku geregetan, melihatmu dari sisi bangku gereja dan kamu tak sadar kalau kerap ku perhatikan.

Cerita yang lalu aku cukup sering melihatmu dimisa ekaristi biasa. Tetapi puncak geregetannya sewaktu kamu bertugas dimisa Kamis Putih. Anggap saja ini kebetulan. Ketika gelagatku panik, jujur aku bermaksud mencari sosokmu, tiba-tiba kamu malah muncul dari sisi belakangku. Mata seakan tak percaya. Kamu melewati sisi jalan dan disamping jalan tersebut ada aku yang berdiri mencoba mereflekkan gerakan, agar tingkahku tak terlihat konyol. Haha nyata, jantungku masih berdebar kencang. Aku tersenyum kecil, senang bercampur lega ketika aku bisa melihatmu.

Lambat laun ketika aku ke gereja, aku tak lagi melihatmu bertugas sebagai putra altar. Kamu pergi kemana? Benarkah mungkin kamu sedang menyiapkan Ujian Nasional? Dari namamu saja aku belum kenal, bagaimana aku juga tahu kisaran umurmu? Ah maaf, pikiranku gemar menebak. Tetapi setahun telah berlalu, Ujian Nasional telah terlewati selang beberapa hari yang lalu. Di Paskah tahun ini, seakan tak percaya tiada kamu lagi. Aku juga sudah tak peduli, aku tak ingin mencarimu.
Namun anehnya saat situasi ini aku pijak, kamu malah melintas. Baru saja kemarin, aku yang duduk di bagian luar pintu sekretariat gereja, ada kamu yang memakai pakaian abu-abu, bercelana jeans, masih dengan tampang jutekmu dan tatanan rambut yang tak berubah. Hanya saja, kamu terlihat lebih tinggi! Wow... dengan mudahnya aku tersenyum-senyum sendiri. Lebih mirip orang gila memang.

Baik, untuk sosok laki-laki tampan yang diam-diam ku perhatikan, kamu hebat. Dengan mudah kamu datang secara tak terduga. Dan ketika aku mengira kamu tak ada ditempat aku berdiri, mengapa kamu bisa hadir disana? Tidak banyak inginku, aku berharap ada lagi waktu untuk melihatmu kembali. Apalagi kalau aku boleh mengenal. Aaaaaaa fantastik, aku mau - aku suka - dan aku siap pingsan mendadak! \m/